Sewaktu penulis menginjak Tanah Papua, umur penulis ba-ru 26 tahun. Penulis berumur 26 itu bersama anak-anak sekolah, penulis masih lincah mendaki dan menuruni bukit atau gunung, da-lam arti penulis belum mempunyai penyakit. Ketika menginjak u-mur 29 tahun penulis sudah mempunyai keluarga, dan teman abadi penulis juga dalam keadaan sehat, tanpa ada penyakit serius. Setelah kami dikaruniai anak satu orang, juga isteri masih bugar. Tetapi se-telah dikaruniai tiga orang anak mulailah isteri selalu menginjak ru-mah sakit karena sakit. Rumah Sakit terbesar di Papua adalah rumah sakit peninggalan Perang Dunia II, yang alamat lengkapnya DOK II, Jayapura. Selain di DOK II itu, ada Poliklinik di Abepura, dan Sen-tani, hanya tiga itu untuk melayani orang sakit masyarakat Jayapura sekitarnya, termasuk pegawai negeri. Dan kami sebagai pegawai ne-geri, kalau sakit lebih banyak meminta-minta obat kepada teman-teman yang bekerja rumah sakit, karena kami bekerja pada pagi hari dan poliklinik juga sudah tutup karena sudah siang. Setelah ada apo-tek kami tidak meminta-minta obat lagi, tetapi membelinya di apo-tek. Dari kebiasaan membeli obat di apotik, dan kalau kami sakit ja-rang ke poliklinik atau ke rumah sakit, karena itu, kami bekerja pa-gi dan poliklinik juga sudah tutup, terkecuali penyakit yang tak da-pat dibantu oleh dokter praktek, karena keterbatasan alat. Dampak-nya kita sebagai pasien yang tahu membaca, banyak mengetahui jenis obat dan mengenai penyakit. Bahkan ada penyakit disembuh-kan penulis (bronsitis dan sakit pinggang) karena ditolak/hanya cara mengatasi sakit oleh dokter. Pengetahuan mengobati itu bukan dari melalui pendidikan, tetapi melalui nalar dari pengetahuan karena se-ring ke dokter praktek, dan langsung dipraktekkan.
Seyogianya penerbit buku percaya akan isi naskah, tentu mau menerbitkan naskah ini dalam bentuk buku. Tetapi karena ada naskah penulis yang dikirim ke penerbit melalui orang, karena orang itu dekat dengan penerbit, nyatanya tidak ada berita, bahkan rim-banya naskah itu tidak diketahui. Oleh karena itu, dengan dana ter-batas /usaha sendiri penulis menerbitkan buku ini.
Sebagai akhir kata, naskah ini dikerjakan berdasarkan apa adanya; naskan dikerjakan bukan dibuat-buat. Dalam mengerjakan karya ini mungkin ada merasa menyinggung perasaan, penulis mo-hon maaf, yang sebenarnya tidak ada niat untuk berbuat seperti itu.
Demikianlah kata-kata penutup buku ini, semoga bermanfaat bagi semua pembaca, terima kasih.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar