Pawang Tenaem adalah nama orang yang terdiri dari dua kata, Pawang Ternalem. “Pawang” berarti orang yang mampu mengendalikan binatang dan “Terna-lem” adalah dapat diharapkan menyelesaikan tugas yang diembankan kepadanya. De- ngan demikian, Pawang Ternalem secara harfiah artinya orang yang mampu mengen- dalikan binatang dan dapat menyelesaikan tugas yang diberikannya. Sebelum orang itu berama Pawang Ternalem, kepadanya disebut “Anak Sembiring Mergana” yaitu anak dari yang bermarga Sembiring Kembaren. Tidak sempat diberikan kepadanya nama sesungguhnya, karena sesuatu hal telah menimpa orangtuanya.
Dalam penanggalan Karo, satu bulan lamanya 30 hari yang urut-urutannya ada- lah: Aditia, Suma pultak, Nggara teluari, Budaha, Beras pati pultak, Cukera enem ber-ngi,, Belah naik, Aditia naik, Sumana siwah, Nggara sepuluh, Budaha ngadep, Beras pati tangkep, Cukera lau, Belah purnama, Tula, Suma cepik, Nggara nggo tula, Budaha gok, Beras pati sepuluh siwah, Cukera dua puluh, Belah turun, Aditia turun, Suma, Nggara simbelin, Budaha medem, Beras pati medem, Cukera mate, Mate bulan, Dalan bulan, dan Samisara. Dan setiap penanggalan/hari Karo, bagi orang Karo mempunyai arti ter-sendiri, umpamanya yang lahir pada (wari) Suma, kelak orang itu akan menjadi pencuri atau simpatik terhadap pekerjaan pencuri. Kalau ia lahir pada hari Belah purnama kelak orang itu akan menjadi terhormat dan membawa kemuliaan bagi keluarga, dan kalau lahir pada hari Tula maka orang itu akan mendatangkan petaka ke dalam keluarganya.
Kadang anak yang masih dalam kandungan, orangtuanya membawanya ke du-kun untuk mengetahui hari kelahahiran bayinya. Untuk itu sang orangtua akan mendatangi GURU SI METEh WARI (dukun yamg mengetahui hari baik atau hari buruk). Persyaratannya, membawa telur ayam tanpa cacat atau apabila ditetaskan akan menjadi anak ayam. Telur ayam direbus dan setelah masak, si guru meteh wari akan menetak-kannya pada pinggir piring, lalu mengupasnya dengan sungguh hati-hati. Acara mene-takkan telur disebut “niktik wari”. Telur diamati dengan cermat lalu guru si meteh mem-punyai penglihatan, dan dinyatakanna, apa yang terlihat olehnya, umpamanya anak akan lahir pada hari Tula. Ramalan guru akan dinyatakan, anak akan lahir pada Tula, apabila orangtua mendengar anak lahir pada hari Tula, hati orangtua gundah, dan biasa dian-tisipasi denghan mengadakan upacara yang disebut “ngarkari”, keluarga dikarkari agar tidak terkena dampak hari kelahiran anak.
Demikianlah, setelah Anak Sembiring Mergana mengetahui akan lahir pada ha-ri Tula, hari garang, seluruh keluarga cemas. Mereka khawatir bala akan menimpanya. Demi menjaga agar bala tidak menimpa, Anak Sembiring Mergana, ada usaha untuk mengenyah dari dunia dengan berbagai cara, di antaranya meletakkannya di pintu ger-bang kampung dengan harapan terinjak oleh kerbau, yang kala pulang kerbau berdesak-desakan. Ternyata harapan terinjak kerbau gagal karena kerbau enggan kepada bayi Anak Sembiring Mergana. Masih saja ada usaha untuk membunuh Anak Sembiring Mergana, tetapi tetap gagal. Ibu-ibu yang meneteki selalu berganti-ganti karena kha-watir terkena bala. Anak Sembiring Mergana tetap hidup dan usianya menanjak remaja. Dalam liku-liku hidup di kampung, pada suatu saat ia ikut pedagang dari Tanah Tinggi Karo ke pantai, tempat banyak pedagang garam dan lain-lain. Dalam perjalanan me-lewati hutan belukar, Anak Sembiring Mergana tersasar, hilang dari rombongan peda-gang. Terpaksa Sembiring Mergana mencari jalan sendiri di hutan, kadang bertemu de-ngan ular besar, kadang harimau dan lain sebagainya. Tetapi karena Sembiring Mergana lahir pada hari Suma, hari garang, binatang buas juga pantang memangsanya, yang akhirnya sampai pada tempat, tempat Datuk Rubia Gandai, yang adalah seorang dukun tersohor ilmunya. Anak Sembiring Mergana diganti namanya menjadi Pawang Ternalem oleh Datuk Rubia Gandai. Datuk Rubia Gandai mengharapkan Pawang Ternalam mam-pu menundukkan anak Pengulu (penghulu) Kampung Jenggi Kumawar bernama Beru Patimar yang terkenal sombong dan angkuh. Anak Sembiring Mergana yang sudah berubah nama, mejadi Pawang Ternalem akan berusaha sekuat tenaga mempersunting Beru Patimar. Semula Pawang Ternalem dihina-hina, tetapi akhirnya Pawang Ternalem berhasil mempersunting Beru Patimar, namun sayang ……….Pawang Ternalem me-ninggal dunia. Beru Patimar jatuh menjadi janda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar